Bidang Ilmu
stringclasses 1
value | Kalimat
stringlengths 5
1k
|
---|---|
Sastra | Ada banyak penduduk yang cukup beradab di sepanjang pesisir pantai, satu-dua mungkin bisa disebut kota. |
Sastra | Selesai kupakai, kubuka komponen-komponennya, kubersihkan dengan teliti, kutiup-tiup, bahkan kumasukkan lagi ke dalam kotaknya. |
Sastra | Maka segala raja-raja itu pun menyembah kepada Baginda, lalu keluar pergi menyuruhkan orangnya melihat ke luar kota, maka bertemulah dengan orang yang memeriksa itu. |
Sastra | Dan di malam takbiran, para tukang jahit itu tampak bergegas keluar kota. |
Sastra | Akan tetapi justru karena itulah lulus belajar dari Kota Wali, kehendak Rajab untuk membunuh makhluk kembar, tak bisa hilang begitu saja. |
Sastra | Akhirnya kenangannya mengangkat sebuah wajah kurus cekung-cekung dengan bibir selalu senyum, orang dari kota - datang ke kampung buat meminjam uang dan mengutangkan emas-emasan. |
Sastra | "Hanya orang waras yang boleh tinggal di kota ini!" Tak hanya itu. |
Sastra | Beberapa hari kemudian, hari Jum'at, di waktu orang-orang dari dusun, dari Gunung, Batipuh Pitalah, Sumpur, Kota Lawas dan sekitar kota Padang Panjang pergi ke pasar, datanglah Ahmad adik Hayati, membawa sepucuk surat buat Zainuddin, demikian bunyinya: |
Sastra | "Ada juga kan orang kota yang males," Genta angkat bicara. |
Sastra | Maka sang Nata pun memakailah selengkapnya pakaian kerajaan dan mengenakan mahkota keprabuan di hadap permaisuri dan segala bini aji sekalian. |
Sastra | "Ibu, ada apa?" tanya Bintang pada ibunya yang sedang menusukkan sedotan ke kotak jusnya. |
Sastra | Kini ia buruh sebuah pabrik elektronik di luar kota. |
Sastra | Sebagai telah kuceritakan, kota Jakarta itu sangat ramai; |
Sastra | Sementara ibumu katanya sekarang diminta untuk hidup bersama pamanmu di tengah kota Novgorod. |
Sastra | Maka seperti para transmigran Iain, Lupus dengan semangat ’45 turut berpartisipasi membudayakan Iari pagi dalam rangka mengejar bis kota. |
Sastra | Ada saran kota mana lagi?" 676/994 "Kalau bisa mampirlah ke kota Novgorod, sebelum ke St. |
Sastra | Jikalau patik ini sekalian sudah mati kelak, mana bicara tuankulah." Maka baginda itu pun diamlah, lalu naik ke atas bangun-bangunan kota hikmat, melihatkan orang berperang itu. |
Sastra | Maka didatangkanlah dokter dari kota provinsi (yang juga sepuluh tahun terakhir diam-diam merawatnya, hanya Mamak yang tahu). |
Sastra | Saya berdiri sendirian di samping sebuah kapal yang terdampar di tengah kota. |
Sastra | Shahadan ada pun tinggi kota itu ada-lah kirakira sa-puloh dĕpa yang kĕlihatan sampai ka'atas |
Sastra | Tidak terlalu aneh melihat peradaban tersebut di kota ini. |
Sastra | "Ya udah gue jadi Plato aja...biar si Genta jadi Socrates." "Terlalu naif kalo kita menganggap semua orang kota itu terlalu rutin, terlalu biasa-biasa aja, hidup di dalam goa sendiri, hidup dalam bayang-bayang aja. |
Sastra | Yang penting aku bisa ikut dalam Armada Kota Terapung ini ...." Jim menatap Pate lamat-lamat. |
Sastra | Mereka berangkat ke China hari ini juga —" Itu jawaban dari seberang telepon saat Dalimunte bertanya ke kediaman Cie Hui di kota kecamatan. |
Sastra | Jendela-jendela rumah di seluruh kota kecil kami terbuka. |
Sastra | Pengalengan buah di kota provinsi. |
Sastra | Syahdan akan Raden Perbatasari pun memakai pakaian kerajaan berlancing geringsing wayang lalakon Ramayana, berkampuh segara gendis, bersabuk petola kembang, bergelang kana petala tiga sebelah berkeris landean menikam ditatah cula bengalam berkilat bawa birama bisnu berpedaka susun sembilan, bercincin ikatan sailan diapit dengan permasisan jari, bersawat sandang sembilan belit bersubang kaca wungu disawang dengan emas bepermata intan, bersunting kenanga emas digubah Surangpati sampai ke bahu angrawit bercelak seni bersipat alit, dan bibirnya merah muda, giginya seri denta berurap-urapan jayeng katon karang tilam, terlalu amat harum baunya dan mengenakan mahkota keprabuan terlalu manis rupanya. |
Sastra | Maka sang Nata pun menyuruh mengisi air pada segala parit dan pagar dan bangun-bangunan dan menyuruh orang berkawal berkeliling kota negeri itu. |
Sastra | "Linor benar, kamu harus mengunjungi kotanya para tsar Rusia itu. |
Sastra | Dengan cepat mereka sudah meninggalkan kota pangkal benua selatan. |
Sastra | Nai Nai malu akan payudaranya, sebesar ia malu akan kehidupannya. |
Sastra | Nai selalu gelisah ketika diharuskan untuk saling memperkenalkan diri dengan teman kelasnya yang baru karena ia tak bisa mengelak dari tatapan spontan semua orang yang memandang ke arah payudaranya setiap kali ia menyebutkan nama. |
Sastra | Saimah menjerit artifisial sambil mendorong Arsad ke arah pembaringan yang berantakan, dengan payudara yang berdenyut. |
Sastra | Itu sebabnya dia tidak pernah memberi tahu kedua anak akan kanker payudara yang dia derita. |
Sastra | Tanpa tenggang rasa sedikit pun sesaat setelah mengerling ke arah payudaranya, Yongki mengatakan nama Nai kurang pas kalau tidak ditambah dengan kata 'kecil'. |
Sastra | Ia tidak saja hanya meraba payudara saya, tapi juga kemaluan saya. |
Sastra | Pada suatu hari ketika saya sedang asyik menyusu salah satu teman ayah, ia meraba payudara saya yang rata. |
Sastra | Jakarta, 19 Februari 2003, 23:05:10 with a special thanks to BI PAYUDARA NAI NAI Apakah orangtuanya punya pertimbangan tertentu ketika menamainya, Nai Nai tidak tahu menahu. |
Sastra | Payudara kanan sudah terkena kanker. |
Sastra | Selain itu sebagian besar kartu ucapan yang diterimanya tidak pernah luput dari kalimat semisal, "Semoga payudaramu cepat tumbuh" atau "Semoga payudaramu membesar." Nai sudah tak dapat lagi meraba apakah mereka benar-benar mendoakan atau sekadar memperolok. |
Sastra | Yang ia tahu, payudaranya tidak tumbuh sesuai bertambahnya usia dan pertumbuhan tubuhnya. |
Sastra | Yang ia tahu dalam bahasa moyangnya, bahasa Mandarin, Nai Nai artinya payudara. |
Sastra | Hari jadinya yang jatuh pada bulan Juni seolah menjadi peringatan bahwa usianya bertambah namun payudaranya tidak juga tumbuh. |
Sastra | Karena, saya tidak mengisap puting payudara Ibu. |
Sastra | Payudaranya tetap tidak tumbuh. |
Sastra | Belum lagi masalah payudara. |
Sastra | Setahun berada di sana, ia kehilangan istrinya, derita yang membawa duka karena kanker payudara. |
Sastra | Segerombolan anak-anak muda yang berteduh di bawah halte bus bersuit-suit sambil tertawa cekikian melihat puting payudara saya tercetak jelas di balik kaos putih yang sudah sangat basah hingga tembus pandang. |
Sastra | Payudara saya rata. |
Sastra | Namun saya tidak terlalu peduli dengan payudara. |
Sastra | Pada suatu hari ketika sedang asyik menyusu salah satu teman Ayah, ia meraba payudara saya yang rata. |
Sastra | Ia mencium kening saya, turun ke bibir, turun ke dagu, turun ke leher, turun ke payudara dan terus turun hingga kemaluan saya. |
Sastra | Berharap akan kehangatan tubuh Nai yang berpayudara rata namun piawai melumat penis dan menelan habis sperma itu. |
Sastra | Yang membuat bulu kuduk tambah berdiri dada perempuan itu rusak, payudaranya seperti disayat-sayat sampai hancur. |
Sastra | Ucapan ayah bahwa payudara bukan untuk menyusui namun hanya untuk dinikmati lelaki terngiang-ngiang di dalam telinga saya. |
Sastra | Dan pada saat itulah segala hal mengenai payudara menteror hari-hari Nai. |
Sastra | Dan hampir semua cerita yang ditulis dalam buku-buku itu menggambarkan betapa lelaki begitu berhasrat kepada payudara besar, tapi tidak payudara rata. |
Sastra | PAYUDARA NAI-NAI Antologi Cerpen China Moon, Eksotika Karmawibhangga Indonesia, 2003 9. |
Sastra | Payudara tidak untuk menyusui tapi hanya untuk dinikmati lelaki, begitu kata Ayah. |
Sastra | Tapi ia adalah perempuan berkaus kutang, berpayudara kecil, yang bisa menggarap laki-laki. |